Tadinya kupikir aku mampu memetik banyak bintang
Memeluknya erat dan merangkainya untukmu
Tapi aku hanyalah aku
Mengambang limbung di udara
Sesak kehabisan nafas di lapisan atmosfer
Ibu,
Tadinya kupikir aku mampu melukis pelangi
Mempersembahkan warna terindah di dunia untuk dirimu
Tapi aku hanyalah aku
Nafasku terengah kala memanjat dinding langit
Walau kukuatkan hati, berkeras demimu
Ibu,
Tadinya kupikir aku mampu mengukir pagi
Mengusir malam gelap, menadahi embun untuk kau minum
Tapi aku hanyalah aku
Matahari membakar dan menyilaukanku
Membuatku nyaris terjatuh, akala terbang mendekat
Ibu,
Tadinya kupikir aku mampu mewarnai langit
Memahat bongkahan awan, memberikannya padamu
Tapi aku hanyalah aku
Sayapku terluka dan aku tak mampu terbang
Dan aku terlalu ketakutan untuk kembali melompat ke udara
Ibu,
Tadinya aku ingin memamerkan cakrawala padamu
Menyeberangi batas dunia, terbang bersamamu
Tapi siapalah aku
Hanya mampu terdiam
Saat mimpi terenggut musnah
Ibu,
Tadinya kupikir aku masih punya banyak waktu
Membalas cintamu, wujudkan mimpimu
Tapi aku hanyalah aku
Manusia biasa penurut takdir
Aku bahkan tak punya kuasa
Menghentian kematian yang membawamu pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar