Wanita itu tua namun bercahaya
Tubuhnya lemah, kurus dan ringkih
Namun terlihat tegar, penuh kekuatan
Namun penuh aura dan kelembutan
Aku memanggilnya ibu
Bukan hanya karena dalam rahimnya aku pernah berdiam
Atau dalam pelukannya aku nyaman terlindungi
Atau dengan cintanya aku tumbuh dewasa
Tapi juga karena dari dirinya aku berlajar tentang kehidupan
Dan darinya kutemukan gambaran lembutnya cinta kasih
Aku tidur di pelukannya saat ku bayi
Menangis dalam dekapannya saat terluka
Membuat hatinya luka saat dewasa
Namun aku pulang ke rumahnya kala teraniaya
Tempat dia menyambutku dengan cinta
Lengannya terentang,
Memayungiku dari derita
Aku diajarinya tertawa di masa lampau
Mulai tertawa bersamanya saat kanak-kanak
Dan mulai menertawakannya saat aku dewasa
Tapi saat kehidupan mulai menjadikanku lelucon
Dia menangis bersamaku
Dia ibuku,
Dan dengan bangga kukatakan begitu
Dia mungkin bukan wanita tercantik di dunia
Atau seorang koki terhebat yang serba bisa
Atau wanita terkaya yang bisa membeliku apa pun
Tapi dia mengajariku tentang cinta
Tentang menjalani dan memberi arti pada kehidupan
Dan menerima takdir bernama kematian
Wanita itu ibuku
Dia awal hidupku aku menangis di dadanya
Dan diakhir hidupnya
Kutumpahkan air mata di dadanya
Kubisikkan padanya,
Maafkan aku…..aku sangat mencintaimu
Selamat jalan, ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar