Rabu, 26 November 2008

waktu

Waktu bisa jadi sangat kejam

Waktu yang tak berbelas atas kelahiran, penderitaan dan kematian

Yang tidak bergeming pada jeritan menyayat

Yang berdurja dan berlalu begitu cepat saat senyum merekah

Dan melonjak merdeka pada iris demi iris kesakitan

Waktu menyaksikan dengan bijak…

Atau menungggu diam-diam saat yang tepat

untuk menancapakn taringnya

untuk menyebar racunnya

terkutuklah mereka yang menyerah pada waktu

dan semoga diampuni mereka yang membiarkan diri tergerogoti olehnya

aku adalah penggenggam pilihan takdirku

dan aku yang mentukan defenisi waktuku

Surabaya, today….(251108)

Selasa, 23 September 2008

lost in love_exhausted

perasaaan setaun yang lalu, waktu masih romusa di salah satu bank asing, gue juga pernah mengalami kelelahan yang amat sangat dan kemuakan sedemikian rupa pada PC. gimana nggak, gue kerja di kantor dari jam 9 ke jam 8 lagi, minimal, dan itu cuma punya waktu berada nggak di depan PC about 2 jam. selebihnya..ya terus2an bergmul sama mouse. sampe di rumah, gue kadang masih harus nyelesain kerjaa, minimal tidur baru jam 12 malem.

hasilnya…SAKIT LEVER!!!!!!

apa yang gue alami dari November 2007 sampe february 2008 nggak mau gue alami lagi.

ga kelelahan amat sangat nya

ga terus menerus kepikiran THAT AS*H*Le nya

ga juga ketinggalan jauh berita2 tebaru tentang keluarga dan teman2nya (baca jadi ga gaul)

ga juga perasaan misearable ya

GA MAU LAGI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

tujuh hari menjelang lebaran, semua sendi di badan gue kayanya udah mau patah semua.

dan even worse this emotion roller coaster yang menyebalkan….ach cuih!!!!!

gimana nggak kerjaan gue di rumah numpuk, ampe cuman kebagian jatah tidur 2-3 jam!! itu pun ga dalam keadaan tenang. bukannya gue ga bersyukur…(ehmm…secara nolnya banyak)…gue cuma takut bakal kejadian lagi kaya kemaren.

but i need that job….jadi daripada komplain se mendingan emang dikerjain sepenuh hati aja…1000000000% commits….

dan tentang yang satu lagih….aaaarhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhgg…sebel2..sebel….berkali2 gue harus ngingetin diri sendiri….for never again I LOST IN LOVE!!!!

Senin, 15 September 2008

emotion roller coaster

pernah ngedenger emotion roller coaster. emang seh ini adalah quote yang gue ambil dari acara reality show nanny 911. tapi hari ini emosi semacam ini yang gue rasain.
dan semuanya berawal dari kenggaktiduran gue mulai dari hari jumat malem sampe malem senen. bukan, gue nggak begadang for nothing, ato malah clubbing ga keruan, ato juga kongkow sama anak2...gue emang kerja se.
Fiuh, ampe males banget ngeliat komputer hari ini, saking empetnya sama benda satu ini dari jumat ampe minggu.
yang kedua, alesan pribadi seh...satu call dan semuanya jadi berantakan. males banget buat mikir ato sabar ngedepin sesuatu.
dan yang ketiga,...hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh....berkaitan dengan isi postingan gue yang lalu......hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhcape gue.....................
I dont need this lovey dovey teenage romance anyway...

hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh................males gue

tapi mengapa aku begitu gundah?

aku tahu aku tidak butuh semua ini
this lovey dovey teenage romance

this heart attack

this butterfly on my stomach

i dont need this feeling of lonely virgin

nor this young girl nerveous

i dont need all this thing ever agai

aku selalu tahu dimana aku berdiri

dan apa yang harus kulakukan saat aku terjatuh

aku tahu dengan tepat apa yang harus kulakukan detik berikutnya

dan akan jadi apa aku setelah ini


aku berlari secepat nafas memburuku

hanya berhenti untuk menguatkan diri untuk berlari lebih kencang

aku tahu rasanya mati

dan kembali bernafas untuk membalas dendam

aku meneguk nikmat dunia saat ini

hanya setelah merasakan tetesan racun di tenggorokanku

itu aku dan aku tahu siapa aku

aku menggandeng tangan yang tidak pernah ingin kulepaskan

bersandar walau tak sepenuhnya bersandar

aku menghirup aroma yang kukenali

dan membiarkannya merasuk dalam rongga jiwaku

aku tahu dia selalu ada di sana

seperti dia tahu aku tidak akan berpaling,


tapi mengapa, aku begitu gundah...

Senin, 08 September 2008

hubungan darah

Hubungan darah

Di satu sisi adalah hubungan abadi

Tidak akan lekang oleh waktu

Putus dalam terjangan badai

Terus terjalin

Sampai tiba akhir dunia

Hubungan darah tidak mengenal kata calon

Tidak pernah akan ada kata mantan

Di dalamnya tidak ada kata perjuangan

Hingga terkadang dengan mudah dapat dilupakan

Hubungan darah

Tidak butuh bujuk rayu

Karena sejak awal sudah ditakdirkan terikat

Tidak butuh kata maaf

Karena pertengkaran adalah bagian dari sejarah

Hubungan darah

Tidak mengenal kata terpaksa

Tidak ada kata harus menerima

Atau juga sekedar tanggung jawab

Karena terkadang sesuatu dilakukan karena memang harus dilakukan

Hubungan darah adalah sebuah pendorong untuk berjuang

Walau terkadang dapat menjadi bumerang untuk suatu langkah maju

Hanya cara pandanglah yang membedakan semauanya

Hubungan darah

Ada kalanya memang harus diputuskan

Saat perasaan terbebani sudah meraja

Saat ikatan batin terasa telah menyesakkan

Maka seseorang harus berdiri dan pergi

Hubungan darah

Mungkin kelak hanya sebuah metafora purba

Konsep manis dan kenangan masa lalu

Tidak kurang dan tidak lebih

Padahal mestinya

Hubungan darah

Tidak butuh strategi dan politik

Atau pembenaran atas suatu tindakan

Atau pengampunan

Atau juga tangisan memohon

Namun kelihatannya hubungan darah

Hanya berguna pada suatu fase kehidupan

Untuk kemudian dibuang pada fase kehidupan yang lain

Saat tidak dibutuhkan

Saat tidak diinginkan

Hubungan darah

Telah terputus saat terucap kata pertama perpisahan

Tenggelam dalam nafsu membenci

Terbenam dalam emosi

Mungkin sampai mati

arti seorang ibu

Wanita itu tua namun bercahaya

Tubuhnya lemah, kurus dan ringkih

Namun terlihat tegar, penuh kekuatan

Namun penuh aura dan kelembutan

Aku memanggilnya ibu

Bukan hanya karena dalam rahimnya aku pernah berdiam

Atau dalam pelukannya aku nyaman terlindungi

Atau dengan cintanya aku tumbuh dewasa

Tapi juga karena dari dirinya aku berlajar tentang kehidupan

Dan darinya kutemukan gambaran lembutnya cinta kasih

Aku tidur di pelukannya saat ku bayi

Menangis dalam dekapannya saat terluka

Membuat hatinya luka saat dewasa

Namun aku pulang ke rumahnya kala teraniaya

Tempat dia menyambutku dengan cinta

Lengannya terentang,

Memayungiku dari derita

Aku diajarinya tertawa di masa lampau

Mulai tertawa bersamanya saat kanak-kanak

Dan mulai menertawakannya saat aku dewasa

Tapi saat kehidupan mulai menjadikanku lelucon

Dia menangis bersamaku

Dia ibuku,

Dan dengan bangga kukatakan begitu

Dia mungkin bukan wanita tercantik di dunia

Atau seorang koki terhebat yang serba bisa

Atau wanita terkaya yang bisa membeliku apa pun

Tapi dia mengajariku tentang cinta

Tentang menjalani dan memberi arti pada kehidupan

Dan menerima takdir bernama kematian

Wanita itu ibuku

Dia awal hidupku aku menangis di dadanya

Dan diakhir hidupnya

Kutumpahkan air mata di dadanya

Kubisikkan padanya,

Maafkan aku…..aku sangat mencintaimu

Selamat jalan, ibu

kepada ibu_sebuah puisi

Ibu,

Tadinya kupikir aku mampu memetik banyak bintang

Memeluknya erat dan merangkainya untukmu

Tapi aku hanyalah aku

Mengambang limbung di udara

Sesak kehabisan nafas di lapisan atmosfer

Ibu,

Tadinya kupikir aku mampu melukis pelangi

Mempersembahkan warna terindah di dunia untuk dirimu

Tapi aku hanyalah aku

Nafasku terengah kala memanjat dinding langit

Walau kukuatkan hati, berkeras demimu

Ibu,

Tadinya kupikir aku mampu mengukir pagi

Mengusir malam gelap, menadahi embun untuk kau minum

Tapi aku hanyalah aku

Matahari membakar dan menyilaukanku

Membuatku nyaris terjatuh, akala terbang mendekat

Ibu,

Tadinya kupikir aku mampu mewarnai langit

Memahat bongkahan awan, memberikannya padamu

Tapi aku hanyalah aku

Sayapku terluka dan aku tak mampu terbang

Dan aku terlalu ketakutan untuk kembali melompat ke udara

Ibu,

Tadinya aku ingin memamerkan cakrawala padamu

Menyeberangi batas dunia, terbang bersamamu

Tapi siapalah aku

Hanya mampu terdiam

Saat mimpi terenggut musnah

Ibu,

Tadinya kupikir aku masih punya banyak waktu

Membalas cintamu, wujudkan mimpimu

Tapi aku hanyalah aku

Manusia biasa penurut takdir

Aku bahkan tak punya kuasa

Menghentian kematian yang membawamu pergi

duduk aku di mesjid ini

Duduk aku di mesjid ini

Terpekur menatapi ukiran ayat-ayat-Mu

Tertindih rasa malu dan hampa

Antara perasaan terhujat dan kecewa

Tuhan,

Sekali lagi aku merangkak datang pada-Mu

Mengadukan getirnya hidup yang kutahu

Hidup yang Kau berikan padaku

Duduk aku di mesjid ini

Suara azan telah lama berlalu

Dan perlahan jamaahmu meninggalkan aku

Aku masih duduk di ubin sunyi

Kakiku lemah

Mataku bengkak tak mampu melihat

Aku terlalu malu untuk beranjak dari hadapanMu

Tuhan

Aku pergi begitu lama dari sisiMu

Sehingga malu menatap lembaran lembut sajadah

Sehingga berat mengangkat tangan

Memuji kebesaranMu

Dan rasanya hampir lepas sendiku ketika sujud memujaMu

Duduk aku di masjid ini

Menekuri ayat-ayat suciMu

Bibirku bergetar dan lidahku kelu

Karena aku merasa hinanya

Untuk membaca kalamMu

Tuhan

Aku lebih rendah dari binatang melata

Lebih menjijikkan daripada kotoran dunia

Aku yang berpaling dariMu

Aku yang meninggalkanMu

Mungkinkah tanganMu menerimaku

Tuhan,

Duduk aku di masjid ini

Memohon dan menekuri ubin-ubin sepi

Menunduk dengan kepala nyaris di antara kedua kakiku

Menunggu datangnya ampunanMu

Memohon turunnya ridhaMu

....sebenarnya judul ini was belong to my late brother

parodi berjudul kehidupan

Seperti menanti sebuah eksekusi

Menghitung tapak kaki hari yang terus berlari

Setiap menit tidak pernah menunggu

Detik berkejaran tak mau diam

Tumpah ruah dalam jejak waktu

Bulan berganti, tahun melayang

Senyum tipis, tawa kecil dan akhirnya ledakan cemoohan

Hilang…langit itu jadi sepi

Bulan tenggelam dalam peraduan

Mungkin geli menonton parodi yang kumainkan

Parodi berjudul kehidupan

Ini seperti penjara tanpa teralis

Seperti lubang besar, dengan ngangaan di atas dindingnya yang tinggi

Matamu bebas, tapi tubuhmu terdera belenggu

Aku sesak…sesak dan nyaris muntah

Ingin mati..ingin berhenti merasakan hidup

Agar lenyap semua rasa sakit

Agar tidak lagi kuimpikan bahagia

Mungkin begini rasanya berhadapan dengan pedang pancung

Seluruh hidupku terpapar di depan mata

Kutertawakan…kuludahi…

Cepat-----cepatlah selesaikan

Karena aku telah mendengar langkah maut mendekat

Tanpa sadar mungkin telah kubunuh jiwaku

Sehingga hanya ragaku yang bernafas…

Insomnia…pusing...gelisah,..muak..ingin muntah….

Cepat…cepatlah selesaikan

Aku ingin tidur nyenyak malam ini

Di penjara yang pernah kusebut rumah

September 2003….11.34 pm

fatamorgana

Fatamorgana

Tampaknya aku masih harus berkelana sendirian

Padahal aku sudah lelah, peluhku habis terkuras

Seluruh sendiku sakit, ligamenku mau pecah

Dan aku bisa jatuh kapan saja

Di ujung sana aku lihat cahaya kecil

Berkerlap-kerlip menggoda dan mengejek

Samara dan mungil

Bermain-main tertiup angin, seperti akan padam seketika itu juga

Begitu lelahnya aku hampir tak bisa memfokuskan mata

Aku tak bisa mengangkat tangan untuk meraihnya

Mataku redup, ingin sekali lelap dalam gelap

Jiwaku lelah, hanya ingin lepas terbang

Cahaya itu seperti berbisik memanggilku

Katanya aku adaalah harapan terakhirnya

Katanya dia nyata..atau tidak…

Semua tergantung pikiranku

Aku memberanikan diri bergerak

Menghabiskan detakan terakhir jantungku

Menguras tenaga terakhir tubuhku

Beringsut maju

Sejengkal demi sejengkal

Ternyata cahaya itu ada di sana

black hole

Aku terperosok dalam sebuah lubang yang besar

Dalam dan kelam

Perlahan gemerisik pasir datang menyongsongku

Menguburku hidup-hidup

Aku mencakar tanah, coba naik ke permukaan

Tanpa pijakan

Tanpa undakan

Hanya aku, kaki dan tanganku

Namun aku kian merosot ke bawah

Semakin jauh dari langit yang kurindukan

Aku sendirian tanpa teman

Teman yang kugumamkan namanya

Namun enggan datang melihatku

Aku sendirian tanpa bekal

Lapar dan haus

Tak mampu untuk menarik tubuhku

Naik ke permukaan

Kucoba meneriakkan kata tolong

Namun mereka yang datang hanya meludah dan menghinaku

Seolah memang tempatkulah di sini

Seolah aku memang perempuan rendah

Yang tidak akan mampu bertahan hidup

Untuk pertama kali kurasakan putus asa

Lunglai tanpa kekuatan

Lemah tanpa keinginan

Mereka yang mengenalku pasti menyangka

Aku akan membangun tangga ke luar

Atau membuat uindakan menopang tubuhku

Dan meraih kemenganan dengan tanganku

Tapi aku bukanlah aku yang dulu

Aku telah melupakan rasa hangat matahari

Aku lupa megahnya perjuangan

Tenggelam dalam kelelahan

Hancur dalam ketidakberdayaan

Orang yang mengingatku pasti akan melupakan diriku

Aku yang ingin mengulurkan tanganku

Untuk ditarik keluar

Untuk diseret ke permukaaan

Akuy hanya ingin keluar dari lubang ini

kupikir begitu

kupikir kamu yang paling tahu tentang aku
tentang masa lalu
harapan
dan apa yang ada dalam benakku

kupikir waktu telah menghentikan semua salah paham
karena tidak ada rahasia
cerita hidup
suka duka
dan romantika
yang tidak kubagikan padamu

kupikir begitu, karena itu rasaku padamu
kupikir begitu
karena kau selalu tahu kata-kataku
bahkan jawaban atas pertanyaan
yang belum kulontarkan

kupikir sudah tidak ada cemburu
karena rasa itu kau tahu cuma satu
kupikir tidak ada kemarahan membabi buta
karena kita sama dewasa
kupikir semuanya jelas terbaca
karena kubuka hatiku lebar-lebar padamu

tapi kali ini, lagi,,
aku salah

saat cinta datang padaku, akan kukatakan pdanya

Aku tidak mengerti apa yang terjadi…

Cinta baru yang datang menggantikan cinta lama,

Atau kesakitan baru yang akan datang menerjangku.

Kukatakan padamu,

Aku pernah sangat jatuh cinta

Kurenda masa depan dan pengharapan bersamanya

Hanya untuk melepasnya pergi

Saat impianku hampir nyata

Lalu hati lain ditawarkan padaku

Yang membuatku nyaris hilang dan mabuk

Akan impian yang diberikan padaku

Hanya untuk membuangnya jauh

Saat pengkhianatan kujejak dengan pahit

Biar kuceritakan satu hal lagi padamu

Tentang hati yang tak mungkin kuraih

Tapi entah kenapa ingin kuraih

Waktu itu kejam…dan sayangnya nyata..

Dan kita semua tidak punya w aktu terlalu lama

Siapa yang dapat memastikan cinta ini tidak terkait pad waktu

Atau cinta ini tidak akan terjawab oleh waktu

Tidak ada, selain cinta itu sendiri.

Apa kau mengerti?

Aku hanya sudah terlalu lelah

Untuk berharap..untuk mencinta..

waktu yang kubenci

aku bertanya padamu tentang waktu
tentang waktu yang terbuang saat aku bernafas
waktu yang terpakai sempurna saat aku meretih
dan waktu yang tidak pernah bisa kuulang saat merintih kesakitan

belum pernah begitu membenci waktu seperti saat ini
waktu yang singkat saat bersahabat dengan kesenangan
waktu yang lambat menindas saat bersentuhan dengan air mata
dan waktu..waktu yang hilang antara aku dan kamu

detik itu berharga
menit itu emas permata
dan jam itu surga
waktu yang dielu-elukan adalah bumerang bagiku
pemisah dari harapan
penoda kebahagian
dan penghalang dari cinta

waktuku entah kenapa terpisah jauh darimu
dan waktumu tidak lagi bisa kumengerti
dan aku, disini, terbuang darimu..
atas waktu